Setiap tahun angka kecelakaan di
jalan raya semakin meningkat. Korbannya pun beragam mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian masyarakat kita belum
memiliki kesadaraan tinggi akan pentingnya menaati rambu lalu lintas. Apalagi
anak muda yang memiliki jiwa yang masih fresh, seakan memiliki seribu
nyawa dan tidak takut mati. Sehingga mereka seenaknya berkendara tanpa
memikirkan keamanan dirinya dan orang lain. Seperti yang sempat heboh beberapa
waktu lalu, anak musisi terkenal yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan
tinggi yang akhirnya lepas kendali dan berakibat fatal bagi dirinya dan orang
lain.
Mungkin hal ini lah yang menjadi
salah satu faktor Yamaha sebagai produsen kendaraan terkemuka di Indonesia membuat
sebuah program Yamaha Safety Riding Science (YSRS) dari Yamaha Riding Academy
(YRA). Sebagai wujud tanggung jawabnya untuk meningkatkan kesadaran berkendara
dikalangan masyarakat Indonesia dengan mengkampanyekan keselamatan berkendara
di jalan secara berkelanjutan.
YRA selain memberikan edukasi
kepada mayarakat akan pentingnya menjaga keselamatan saat berkendara, juga
konsen mendidik rider-rider dari berbagai penjuru nusantara untuk disiapkan
menjadi pembalap yang bisa bertarung dia ajang MotoGP.
Dalam acara Kompasiana Nangkring
Test Ride Yamaha YZF R25 yang bertempat di warung Si Doel, Alam Sutera, beberapa
waktu lalu, tim Yamaha dari YRA menjelaskan tentang hal-hal yang harus
disiapkan sebelum berkendara, hal yang perlu diperhatikan dan yang harus
dihindari saat bekrkendara, dan bagaimana memahami kondisi kendaraan sebelum
digunakan.
Dalam acara yang dihadiri sekitar
20 orang Kompasianers itu dijelaskan bahwa ada beberapa faktor penyebab kecelakaan.
Yaitu faktor kelalaian pengendara itu sendiri, faktor kendaraannya, dan faktor pengendara
lain.
Faktor kelalaian pengendara yang
paling sering kita temui misalnya, menggunakan handphone saat berkendara.
Walaupun disadari bahwa hal itu sangat berbahaya, namun kita masih sering
melihat orang lain atau bahkan kita sendiri mengangkat telepon atau sms-an saat
berkendara. Padahal kita bisa menepi sejenak jika memang panggilan telepon atau
sms itu sangat penting. Selain berbahaya bagi diri kita, juga sangat berbahaya
bagi orang lain.
Di acara ini juga saya mendapat pengetahuan
tentang lampu kendaraan yang harus dinyalakan di siang hari. Selama ini saya
menganggap aturan ini tidak ada gunanya bahkan hanya menghabiskan energi
kendaraan kita saja. Tapi di kelas ini dijelaskan bahwa betapa pentingnya
meyalakan lampu disiang hari, agar kendaraan lain bisa melihat keberadaan kita,
baik itu kendaraan yang searah maupun yang berlawanan arah. Hal ini akan sangat
membantu bagi pengendara lain untuk tetap waspada dan tetap dalam konsentrasi
penuh saat berkendara. Kita juga sebagai pengendara bisa terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Diakhir sesi para Kompasianers
mempraktekkan ilmu yang sudah didapat dari kelas YSRS ini dengan mengendarai
Yamaha YZF R25 di lintasan yang sudah disediakan oleh tim Yamaha.
Sekedar informasi bahwa Yamaha
YZF R25 ini merupakan superbike berkapasitas 250cc yang didesain untuk bisa
dikendarai sehari-hari dan sudah disesuaikan dengan kondisi jalan Indonesia
yang padat. Dengan membuat kemudinya bisa dibelokkan hingga 34 derajat.
Sehingga mudah bagi pengendara bermanuver di jalan yang padat seperti Jakarta.
Selain itu, desain body dan rangkanya yang stylish juga sangat menegaskan
karakter penunggangnya. Tersedia dalam tiga varian warna yaitu Racing Blue,
Predator Black, dan Diablo Red.
Keseruan Kompasiana Nangkring
Test Ride Yamaha R25 juga bisa dilihat dalam playlist berikut yang saya rekam
ala kadarnya.