|
foto kompas.com |
Ahok akhirnya memutuskan keluar dari Partai Gerindra. Sayang
juga yah, soalnya menurut saya, Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama termasuk salah
satu kader terbaik Gerindra. Ciri khasnya yang blak-blakan kadang membuat
bawahannya merinding dangdut :D Tapi apalah mau dikata, politik memang seperti
itu. Jika sudah tidak sejalan dengan ideologi, yah silahkan mengambil keputusan
yang menurut kamu benar. Walaupun bagi orang lain keputusan itu mungkin kurang
tepat.
Dari Partai Gerindra sendiri tidak ada yang merasa
kehilangan atas keputusan Ahok keluar dari Gerindra, karena menurut Sekretaris
Jendral Partai Gerindra, Achmad Muzani, kontribusi Ahok di Partai Gerindra tidak
terlalu terlihat terhadap perjuangan politik Partai Gerindra, khususnya pada
pemilu presiden 9 Juli lalu.
Ahok sendiri memutuskan keluar dari Gerindra karena tidak
setuju dengan RUU Pilkada yang mendukung kepala daerah dipilih oleh DPRD. Menurutnya
RUU Pilkada itu akan merugikan rakyat, apalagi Ahok merupakan produk Pilkada
langsung. Entahlah rugi dari mana, menurut saya sih lebih baik kepala daerah
dipilih oleh DPRD, selain menghemat anggaran daerah, juga mempermudah KPK jika
nantinya kepala daerah tersebut tersangkut kasus korupsi. Lebih mudah dideteksi
dan bisa dicegah sedini mungkin. KPK juga saat ini sudah tidak segan menindak
politisi yang mencoba macam-macam. Apalagi RUU Pilkada tersebut berpegang pada
konstitusi dan ideologi Pancasila. Khususnya Pancasila sila ke 4.
Komentar dari berbagai kalangan pun bermunculan atas
keputusan Ahok keluar dari Gerindra. Mulai dari yang menyebut Ahok tidak
beretika, politisi kutu loncat, tidak tahu terima kasih, kacang lupa kulitnya,
dan komentar lainnya yang bernada negatif. Fadli Zon sendiri sebagai Wakil
Ketua Umum Partai Gerindra kecewa dan menyebut Ahok sebagai politisi oportunis
yang tidak mengerti etika.
Bahkan Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Mohammad
Taufik, menantang Ahok untuk menanggalkan jabatannya di DKI Jakarta jika benar
Ahok masih punya etika berpolitik. Walaupun aturan hukumnya tidak membuat Ahok
kehilangan jabatan jika dia keluar dari Gerindra.
Semoga Ahok tidak salah langkah terhadap keputusannya, dan
ada partai yang dengan senang hati mau menerimanya. Supaya karir politiknya tetap
cerah, jika seandainya dia masih mau mencalonkan diri sebagai Gubernur pada
periode berikutnya atau jadi calon presiden sekalipun di Pilpres nanti.
*Diolah dari berbagai sumber