TUGAS VI BAHASA JURNLISTIK
ALI RAHMAN MUTAJALLI
JURNALISTIK IV/C
KAMIS, 12 APRIL 2012
KAIDAH BAHASA INDONESIA (EYD) DALAM BAHASA JURNALISTIK
Pertata bahasaan Jurnalistik merupakan trendseter dalam kebahasaan masyarakat luas yang merupakan salah satu faktor mobilisator dalam dinamika tata bahasa itu sendiri. Peran jurnalistik dalam mengarahkan pola pikir masyarakat dalam berbahasa ini yang menjadi suatu tugas besar dalam membentuk pola sistem pertatabahasaan yang berkarakter dan memiliki citra natural yang baik dimata dunia pada umumnya dan Indonesia itu sendiri sebagai konsumen dari produknya sendiri.
Di dalam Jurnalistik, pada umumnya memiliki sistem EYD yang hampir sama dengan EYD dalam pertatabahasaan Indonesia. namun terdapat beberapa pengecualian yang cukup vital. Seperti halnya judul berita berikut:
“Persib Bantai Persija
Mestinya : “Persib Membantai Persija”
EYD resmi menjadi aturan berbahasa vokal yang resmi, dan itu telah disepakati oleh tiga Negara asia Timur, diantaranya, Indonesia, Bruney Darussalam, dan Malaysia.
Prinsip EYD :
EYD memiliki prinsip tidak mengenal dobel huruf, karena memang tidak berguna dan tidak ada fungsinya.
Contoh :
Dalam kata imaddudin, huruf “D” tidak berfungsi saat diucapkan. Kecuali pengucapan dobel huruf pada nama seseorang
A. Penulisan Huruf Kapital
Huruf kapital pada huruf depan sebuah judul kecuali kata sambung
Contoh :
1. “UIN Lengkapi Fasilitas dan Staf…..
Bila diikuti nama tempat atau nama orang, huruf sebelumnya kapital.
Contoh :
1. ….bertemu Bupati Bandung
( kata sebelum nama tempat atau wilayah berhuruf kapital)
2. Saya main di sungai, namanya Sungai Citarum
( kata sebelum nama tempat atau wilayah berhuruf kapital)
Huruf pertama nama bangsa
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh :
1. saya ingin pergi ke Jerman
2. ........bangsa Indonesia
Nama geografi sebagai nama jenis
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri
Contoh :
Saya pergi ke selat (tidak capital)
Selat Malaka (S kapital)
Setiap unsur bentuk ulang sempurna
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh :
Undang-undang, Bangsa-bangsa (huruf keduanya tidak kapital)
Penulisan kata depan dan sambung
Huruf kapital dipakai dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal
Contoh :
Harimau Tua Dan Ayam Centil (Salah)
Harimau Tua dan Ayam Centil (Benar)
B. Penulisan Huruf Miring
Ketentuan huruf miring hanya menunjuk pada;
a. Penulisan nama buku
b. Nama media atau surat kabar
c. Penegasan atau pengkhususan
d. Penulisan kata ilmiah.
e. Penulisan pada bahasa asing
Contoh :
Saya suka mengucapkan “good morning” setiap pagi
C. penulisan Kata Turunan
a. gabungan kata dapat awalan dan akhiran
Jika kata dasar yang berupa gabungan kata yang khusus, maka mendapat imbuhan awalan atau akhiran sekaligus
Contoh :
* Tepuk tangan - bertepuk tangan
Menjadi
* Garis bawah - garis bawahi
Menjadi
* Lipat ganda - dilipat gandakan
Menjadi
b. Gabungan kata dalam kombinasi
Kata yang seharusnya digabung, namun tetap dibiarkan terpisah
Contoh :
* Antarkota - Antar kota
Dibiarkan menjadi
* Audiovisual - Audio visual
Dibiarkan menjadi
* AntiAS - Anti-AS
Dibiarkan menjadi
D. Penulisan Gabungan Kata
Penulisan gabungan kata istilah khusus
Gabungan kata istilah khusus yang harus ditulis dengan tanda hubung
Contoh :
anak-istri saya
ibu-bapak kami
Penulisan gabungan kata serangkai
Contoh :
1. Olahraga
2. Kacamata (mesti digabung) sebab sebagai contoh “kacamata”
3. saputangan bila ditulis kaca-mata, nanti disangkanya matanya
4. sekalipun memiliki kaca
5. sapu lidi (penulisan dipisah) sebab pada kata sapu, terdapat nama sapu ijuk juga selain sapu lidi
E. Penulisan Partikel
Yaitu pada sebuah kata yang tidak memiliki makna, namun bila menempel pada kata lain, maka akan menjadi bermakna atau memiliki arti.
Contoh :
* kah (diberi kata) ada - adakah?
Menjadi
* lah (diberi kata) baca - bacalah!
Menjadi
a. Penulisan partikel pun
* Partikel pun yang harus ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh :
apa pun
kapan pun
di mana pun
sepuluh kali pun
* Partikel pun yang harus ditulis menyatu dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
adapun
andaipun
ataupun
bagaimanapun biarpun meskipun
walaupun dll.
b. Penulisan partikel per
Contoh :
satu per satu
Rp 7.500 per helai
Perbedaan Penulisan Akronim dan Singkatan
SINGKATAN
yaitu tersusun dari hufuf-huruf awal
Contoh :
TNI singkatan dari Tentara Negara Indonesia
KB singkatan dari Kampungan Banget.