ALI RAHMAN MUTAJALLI
JURNALISTIK IV/ C
NIM : 1110 0511 00077
RESUME DAN ANALISIS MAKALAH AG. EKA WENATS WURYANTA, M.Si
JUDUL : TEORI KRITIS DAN VARIAN PARADIGMATIS DALAM ILMU KOMUNIKASI
RESUME
Pembuka Wacana
Wacana positivisme yang di pelopori oleh para pemikir empirik radikal (pertama kali dicetuskan oleh Saint Simon pada tahun 1825) menjadi landasan epistemologi dalam menentukan kebenaran dalam ilmu sosial. August Comte dengan Sosiologi Positif menjadi paradigma pokok ilmu sosial yang berbasis pendekatan empirik sosial.
Pada dasarnya, positivisme adalah jawaban alternatif dan tegas atas kegagalan filsafat spekulatif yang diradikalkan oleh filsafat idealisme Jerman Immanuel Kant dan Filsafat sejarah Hegel.
Kecenderungan positivistik dalam ilmu komunikasi pun akhirnya membentuk ilmu sosial yang bersifat otoriter dan cenderung minus kecuali dalam memuskan aturan dan sistem logika ketat yang menuntut pengujian korelasional yang dapat diuji secara praktis.
Relasi komunikatif adalah kontekstual dalam arti bahwa relasi komunikatif tidak bisa begitu saja direduksi dalam pola kuantitatif yang bisa sangat rigid dengan keadaan yang sebenarnya.
Rejim otoriter ini menimbulkan masalah dogmatis dalam ilmu pengetahuan yang pada akhirnya mengakibatkan krisis epistemologi terutama dalam pendekatan rasional pada pengalaman manusia yang disebut dengan komunikasi.
Sekilas Tentang Teori Kritis
Filsafat dan ilmu sosial abad XX diwarnai oleh empat pemikiran besar yaitu, fenomenologi-eksistensialisme, Neo-Thomisme. Filsafat Analitis dan aliran Neo Marxis (yang sering mengklaim dirinya sebagai pewaris tradisi Marxisme yang disesuaikan dengan keadaan jaman). Teori kritis secara klasifikatif dapat digolongkan pada kelompok yang terakhir. Meski dalam perdebatan filosofis ada yang menganggap bahwa teori kritis adalah teori yang bukan Marxis lagi.
Neo Marxisme adalah aliran pemikiran Marx yang menolak penyempitan dan reduksi ajaran Karl Marx oleh Engels. Ajaran Marx yang dicoba diinterpretasikan oleh Engels adalah versi interpretasi yang nantinya sebagai “Marxisme” resmi. Marxisme Engels ini adalah versi interpretasi yang dipakai oleh Lenin. Interpretasi Lenin pada akhirnya berkembang menjadi Marxisme-Lenimisme (Komunisme).
Beberapa tokoh neomarxisme sebetulnya menolak marxisme-lenimisme karena interpretasi tersebut adalah interpretasi ajaran Marx yang menghilangkan dimensi dialektika ala Karl Marx yang dipercaya sebagai salah satu bagian inti dari pemikiran karl Marx. Tokoh neomarxixme adalah George Lukacs dan Karl Korsch, Ernst Bloch, Leszek Kolakowski dan Adam Schaff.
Beberapa tokoh Teori Kritis angkatan pertama adalah Max Horkheimer, Theodor Wieswngrund Adorno, Erich Fromm, Karl Wittfogel, Leo Loenthal, Wlater Benjain, Herbet Marcuse.
Pada awalnya, yang membebaskan Teori Kritis dengan filsafat Heidegger atau filsafat analitika Ludwig adalah Teori Kritis yang menjadi inspirasi dari gerkanan sosial kemasyarakatan. Gerakan sosial ini dipelopori oleh kaum muda yang telah muak dengan kebudayaan yang menekankan pembangunan fisik dan menekankan faktor kesejahteraan ala kapitalisme. Generasi ini adalah generasi yang secara mendalam meragukan atau menyangsikan kekenyangan kapitalsime dan disorientasi nilai modern.
Yang merupakan ciri khas Teori Kritis adalah berbedanya dengan pemikiran filsafat dan sosiologi tradisional. Pendekatan teori kritis tidak bersifat kontemplatif atau spekulatif murni. Teori kritis pada titik tertentu memandang dirinya sebagai pewaris ajaran Karl Marx sebagai teori yang menjadi emansipatoris. Teori kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi teori tersebut juga mau mengubah teori kritis menjadi praktis.
Yang direkonseptualisasi dalam pemikiran teori kritis adalah maksud dasar teori Karl Marx yaitu pembebasan manusia dari segala belenggu penghisapan dan penindasan.
Pembebasan manusia dari segala belenggu penghisapan dan penindasan berangkat dari konsep kritik. Konsep kritik sendiri yang diambil oleh teori kritis berangkat dari empat sumber. Yang dikonseptualisasikan oleh Immanuel Kant, Hegel, Karl Marx dan Sigmund Freud.
Kritik dalam pengertian pemikiran Kant adalah kritik sebagai kegiatan menguji kesahiahn klaim pengetahuan tanpa prasangka. Kritik dalam pengertian Hegel didefinisikan sebagai refleksi diri atas tekanan dan konteradiksi yang menghambat proses pembentukan diri-rasio dalam sejarah manusia.
Kritik dalam pengertian Marxian berarti usaha untuk menemansipasi diri dari alienasi atau keterasingan yang dihasilkan oleh hubungan kekuasaan dalam masyarakat. Kritik dalam pengertian Freudian adalah refleksi atas konflik psikis yang menghasilkan represi dan memanipulasi kesadaran. Adopsi teori kritk pemikiran Freudian yang sangat psikologistik dianggap sebagai pengkhianatan terhadap ortodoksi marxisme klasik.
Pengaruh Teori Kritis Dalam Wacana Ilmu Komunikasi
Kontribusi kritisisme teori kritis dikembangkan oleh Adorno yang mengkritik pendekatan Paul Lazarfeld yang sangat dipengaruhi oleh pendekatan struktural fungsionalistikala Talcott Parsons. Horkheimer dan Adorno melihat cacat epistemologi dalam ilmu komunikassi yang berwatak totaliter dan ideologis. Teori kritis melihat bahwa ada kecenderungan di kalangan ilmuan komunikasi menjadi ilmu yang dipaksakan dalam wujud ilmu yang sangat mekanistik. Model pemikiran administratif yang dikembangkan oleh pemikir Universitas Chicago dikritisi oleh model pemikiran kritis.
Riset komunikasi yang berkembang bersamaan dengan asumsi pemikiran administratif adalah riset studi efek media massa.
Pendekatan ekonomi politik memfokuskan pada kajian uatama tentang hubungan antara struktur ekonomi-politik, dinamika industri media dan ideologi media itu sendiri. Perhatian penelitian ekonomi politik diarahkan pada kepemilikan. Kontrol serta kekuatan operasional pasar media. Dari titik pandang ini institusi media massa dianggap sebagai sistem ekonomi yang berhubungan erat dengan sistem politik.
ANALISIS
Pemaparan dalam makalah ini sanagt kompleks dalam membahas teori kritis dan varian paradigmatis dalam ilmu komunikasi. Pembaca dibawa mengikuti arus setiap isi dalam pemaparan makalah ini dengan membuka wacana dan menerangkan tentang teori kritis agar bisa dipahami secara seksama.
Dengan membahas hubungan antara teori kritis dan ilmu komunikasi, penulis makalah menegaskan bahwa dalam media massa yang notabene merupakan aplikasi dari ilmu komunikasi terdapat hubungan yang sangat erat dengan faktor politik dimana media dimanfaatkan oleh elit politik untuk menigkatkan dukungan dan nama baiknya di depan publik.
Hanya saja dalam penulisan makalah ini terlalu banyak memakai istilah-istilah yang sulit dipahami oleh orang awam. Kata-katanya juga banyak yang rancu sehingga pembaca tidak jarang mengernyitkan alis karena kalimat sebelumnya kadang tidak nyambung dengan kalimat selanjutnya. Pembaca dituntut untuk mengulang-ulangi membaca makalah ini agar bisa dipahami dengan baik. Selain itu tanda baca juga perlu diperhatikan dalam penulisan makalah selanjutnya karena dalam makalah ini terdapat tanda baca yang tidak sesuai dengan penggunaannya.