ALI RAHMAN MUTAJALLI
JURNALISTIK IV/ C
NIM: 1110 0511 00077
MATERI: BAHASA JURNALISTIK TUTUR RADIO DAN TELEVISI/ CETAK
Menggunakan bahasa sehari-hari, gaya bahasa percakapan, atau kalimat tutur
Televisi adalah media audio-visual atau media pandang-dengar, pemirsa memandang gambar dan mendengar narasi. Penyiar atau presenter atau reporter membacakan naskah atau narasi berita untuk pemirsa. Penyiar, presenter, atau reporter seolah tengah bercakap-cakap dengan pemirsa. Kita menggunakan bahasa sehari-hari, bahasa percakapan atau kalimat tutur dalam berita televisi yang kita buat. Bahwa bahasa jurnalistik televisi harus menggunakan gaya bahasa bertutur adalah juga untuk membedakannya dengan bahasa jurnalistik media cetak yang cenderung formal.
Contoh:
UNJUK RASA MAHASISWA DI GEDUNG D-P-R-D KOTA MEDAN DIWARNAI BENTROK DENGAN APARAT KEAMANAN/// (formal, terutama pada kata “diwarnai”)
MAHASISWA BENTROK DENGAN APARAT/ SAAT BERLANGSUNG UNJUK RASA MENENTANG KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK DI DEPAN GEDUNG D-P-R-D KOTA MEDAN// (bahasa tutur).
Menggunakan kata atau kalimat sederhana, menghindari kata asing kata klise, istilah teknis, dan eufinisme
Sifat atau karakteristik televisi adalah jangkauannya yang luas. Itu artinya berita televisi menjangkau khalayak dari berbagai tingkat sosial ekonomi. Jika untuk memeroleh informasi dari media cetak, orang harus bisa membaca, untuk memperoleh informasi dari televisi, orang tidak harus pandai membaca. Orang buta huruf pun bisa menonton berita televisi. Bahasa jurnalistik televisi harus bisa dipahami oleh rata-rata penonton televisi. Bahasa yang dapat dipahami oleh rata-rata penonton televisi adalah bahasa yang sederhana, yang menghindari penggunaan kata-kata asing atau istilah teknis yang belum umum. Jika terpaksa menggunakan kata-kata asing atau istilah teknis yang spesifik, upayakanlah menjelaskan arti atau maknanya.
Contoh:
KERUSUHAN POSO MELIBATKAN OKNUM ANGGOTA T-N-I// (bukan bahasa jurnalistik televisi, karena ada kata eufimisme atau pelembutan, yaitu “oknum”)
KERUSUHAN POSO MELIBATKAN ANGGOTA T-N-I// (bahasa jurnalistik televisi)
Menggunakan kalimat pendek atau ekonomi kata
Kalimat panjang sering kali lebih sulit dimengerti dibandingkan kalimat pendek. Berita televisi yang bersifat sekilas dan satu arah menuntut penyampaian pesan atau berita yang mudah dicerna oleh pemirsa. Kalimat yang panjang boleh jadi menyebabkan pesan atau berita televisi sulit di pahami oleh penonton.
Kekuatan berita televisi terletak pada gambar, kalimat-kalimat yang kita tulis dalam narasi berita televisi bersifat mendukung gambar. Jika kekuatan berita televisi lebih pada gambar, buat apa menggunakan kalimat yang terlampau panjang dalam berita televisi. Televisi mengutamakan kecepatan. Kalimat panjang hanya akan menjadikan alur berita berjalan lambat. Kalimat panjang mengabaikan prinsip televisi sebagai media yang mengutamakan kecepatan.
Contoh:
PARA MAHASISWA BERENCANA AKAN MELAKUKAN UNJUK RASA MENENTANG KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK/ BESOK// (terdapat sejumlah kata mubazir).
BESOK/ MAHASISWA BERUNJUK RASA MENENTANG KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK// (kalimat pendek dan efektif, tidak ada kata-kata mubazir)
Menghindari kalimat terbalik, subjek dan predikat berdekatan posisinya, jabatan mendahului nama pemangku jabatan
Karakteristik bahasa jurnalistik televisi yang seperti demikian sangat terkait dengan karakteristik media televisi yang bersifat sekilas dan searah. Jika menggunakan kalimat terbalik atau letak subjek dan predikat berjauhan, boleh jadi penonton lupa siapa mengatakan atau melakukan apa. Gaya bahasa terbalik lebih sering digunakan untuk media cetak.
Contoh:
MEMPROTES PENANGKAPAN REKANNYA OLEH POLISI/ SERIBUAN MAHASISWA BERUNJUK RASA DI POLDA METRO JAYA// (bukan bahasa jurnalistik televisi, karena anak kalimat mendahului induk kalimat)
SERIBUAN MAHASISWA BERUNJUK RASA DI POLDA METRO JAYA MEMROTES PENANGKAPAN REKAN MEREKA OLEH POLISI// (bahasa jurnalistik televisi)
Menggunakan kalimat aktif, jangan menyembunyikan kata kerja yang kuat di balik kata benda
Kalimat aktif lebih memiliki kekuatan dibanding kalimat pasif, kalimat aktif juga lebih mudah dimengerti dibanding kalimat pasif. Karena televisi merupakan media yang mengandalkan kecepatan dan bersifat sekilas, penggunaan kalimat aktif membuat penonton lebih mudah memahami berita televisi.
Contoh:
LEDAKAN BOM TERJADI DI DEPAN KEDUTAAN BESAR AUSTRALIA DI JAKARTA// (kalimat pasif, menyembunyikan kata kerja yang kuat di balik kata benda)
BOM MELEDAK DI DEPAN KEDUTAAN BESAR AUSTRALIA DI JAKARTA// (kalimat aktif, menampilkan kata kerja yang kuat, kata “meledak”)