Penyebaran arus informasi antar negara berlangsung sangat cepat namun tidak merata. Ada negara-negara yang mendominasi (produsen) dan ada negara-negara yang pasif (konsumen). Indonesia yang merupakan negara bekembang yang lebih berposisi sebagai konsumen yang dibanjiri arus informasi. Negara yang mendominasi arus informasi adalah negara-negara maju di belahan bumi bagian barat terutama Amerika Serikat.
Berdasarkan konteks tersebut, maka tujuan tulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah apa dampak dari arus informasi internasional yang didominasi negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang? Pertanyaan minornya apakah derasnya arus informasi berdampak positif atau negatif bagi perkembangan negara-negara berkembang? Gagasan-gagasan apa saja yang lahir dari arus informasi internasional? Apa yang ditempuh negara-negara berkembang untuk mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju?
Dampak dari penyebaran arus informasi internasional yang begitu pesat menyebabkan lahirnya negara-negara baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang sebelumnya merupakan daerah jajahan negara-negara Eropa yang secara serempak, mencari model-model pambangunan yang hendak digunakan sebagai contoh untuk membangun ekonominya. Perkembangan arus informasi internasional juga lebih berdampak positif bagi negara-negara berkembang. Karena untuk mengejar ketertinggalannya, mereka harus banyak belajar dari negara-negara maju tersebut.
Alvin So dan Suwarno menyebut ada dua perangkat asumsi yang melandasi teori-teori modernisasi yaitu teori evolusi dan fungsionalisme. Teori evolusi adalah perubahan sosial yang merupakan gerakan searah, linear, progresif, dan perlahan-lahan membawa masyarakat berubah dari tahapan primitif ke tahapan yang lebih maju. Dan teori fungsionalisme merupakan proses sistematik yang melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi, urbanisasi, diferensiasi, sekularisasi, dan pasrtisipasi (Armando 2007, 3.26-3.27).
Teori-teori tersebut mengasumsikan bahwa bila sebuah masyarakat memutuskan untuk mentransformasikan diri menjadi sebuah masyarakat modern, mereka tidak bisa bersikap setengah-setengah. Masyarakat tersebut harus merombak dirinya secara total meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lamanya yang dianggap sebagai penyebab keterbelakangan.
Dampak dari arus informasi internasional dapat dilihat dari dua kubu yang bertentangan. Yang pertama adalah kubu yang cenderung memandang secara optimistik arus informasi dari negara maju. Kedua adalah kubu yang memandang secara pesimistik arus informasi tersebut sebagai faktor penting penghambat kemajuan negara-negara berkembang.
Arus informasi dipandang sebagai sesuatu yang positif. Dalam teori-teori modernisasi, arus informasi dari negara-negara maju dianggap sebagai keniscayaan bagi pembangunan negara-negara berkembang dalam rangka mempelajari nilai-nilai yang dibutuhkan dalam proses modernisasi. Tanpa perubahan nilai, diteorikan bahwa pembangunan perangkat keras yang dilakukan di dunia ketiga tak akan ada artinya.
Kata kunci: arus, informasi, negara-negara, maju, berkembang.