UIN Syarif Hidayatullah Jakata merupakan salah satu universitas dengan jumlah mahasiswa terbanyak di Jakarta. Selain jumlahnya yang banyak, mahasiswanya juga islami dan dermawan sehingga sangat peduli dengan sesama. Inilah yang dimanfaatkan oleh bocah sepuluh tahun asal Ciputat yang mengaku bernama Iwan.
|
Iwan |
Tubuh mungilnya yang berwajah polos di tutupi dengan pakaian selayaknya anak seumurannya. Tidak ada yang menyangka jika anak ini sudah bisa menghasilkan uang dengan mengamen. Anak yang seharusnya mendapat perhatian dan kasih sayang yang lebih dari orang tuanya. Terjebak dengan kesehariannya bermain sambil bekerja di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang luput dari perhatian orang tuanya.
Sebelum senja beristirahat di ufuk barat, sehabis ashar Iwan sudah berkeliaran di gedung-gedung berlantai tujuh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mencari peruntukannya dari kantong-kantong mahasiswa yang barangkali memiliki receh untuk menjadi haknya. Berbekal amplop kecil dan botol minuman bekas yang diisi beberapa butir beras, Iwan berharap beberapa mahasiswa merelakan recehnya untuk mengisi amplop yang dibagikannya.
Setiap hari, Iwan mengaku mendapat sedikitnya sepuluh ribu rupiah dari kantong-kantong mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Uang itu nantinya sebagian dibagi dengan ibunya untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan sebagian lagi digunakannya untuk jajan. “Sehari bisa dapat goceng trus buat ibu, buat jajan juga” ungkapnya.
Iwan mengaku senang mengamen di kampus dari pada di angkot karena tidak terlalu sulit. Selain itu, Iwan juga menikmatinya karena menganggap mengamen itu seperti bermain dan lebih menyenangkan karena mendapatkan hasil (uang). Setiap hari Iwan mengamen dari sehabis ashar sampai magrib karena pada waktu tersebut mahasiswa sedang ramai-ramainya sedang nongkrong di lobi-lobi gedung fakultas.
“Saya ngamen habis ashar sampai magrib trus di jemput sama bos,” ungkapnya.
Ternyata Iwan tidak sendiri dalam melakukan pekerjaannya. Pengamen cilik yang sering berkeliaran dikampus-kampus memiliki koordinator dalam menggerakkan musisi-musisi cilik botol minuman bekas ini. Iwan hanyalah satu dari sekian banyak pengamen cilik yang meramaikan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang setiap hari turut berbaur dengan mahasiswa dan memiliki jadwal seperti mahasiswa.
Namun demikian, Iwan tidak merasa dirugikan, karena dengan itu dia bisa membantu ibunya memenuhi kebutuhannya sehari-hari.