Saya baru dari Makassar menghadiri pernikahan kakak pertama saya. Terharu juga melihat pernikahannya, karena saya pikir saya kehilangan saudara tertua yang biasanya sering memberikan masukan-masukan. saya jadi canggung kepadanya karena terasa ada jarak dengannya sekarang dia sudah jadi milik orang lain. tapi saya tetap berusaha bersikap seperti biasa tapi kayaknya susah. saya lebiih menghormatinya, karena ada semacam wibawa yang dia pasang di depan istrinya walaupun sebenarnya saya kenal baik juga dengan istrinya. tapi tdk tau kenapa saya sudah tidak bisa bercanda lagi seperti biasa.
Tapi bukan itu yang mau saya bahas dalam tulisan ini, saya mau menceritakan tentang pemandangan yang sangat luar biasa yang saya rasakan di perjalanan saya dari maksassar ke jakarta. setelah menunggu pesawat yang sempat delay selama kurang lebih setengah jam akhirnya saya masuk juga kedalam pesawat dan di kursi nomor 10A pas di samping jendela depan sayap. memang sudah menjadi kebiasaan pas cek-in saya memesan kursi yang dekat jendela supaya bisa melihat pemandangan dari dalam pesawat.
Tapi baru kali ini saya melihat pemandangan yang begitu indah dari dalam pesawat yang saya yakin tidak bisa di lihat dari daratan. pemandangan ini terlihat dari ketinggian 24 ribu kaki di atas permukaan laut. karena setelah beberapa kali saya naik pesawat saya sering melakukan perjalanan malam jadi pemandangan tidak sempat terlihat. nah baru kali ini perjalanan saya sore hari masih sempatlah melihat pemandangan yang begitu indah, itupun karena penerbangan saya dipercepat tiga jam karena ditiket saya terbangnya jam 18.00 tapi karena dipercepat jadinya jam 15.00 itupun terbangnya sekitar jam 15.30 karena pesawtnya terlambat mendarat di bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Sebelum pesawat lepas landas, seperti biasa pramugari mempraktekkan cara memasang pelampung jika saja terjadi pendaratan darurat. itupun hanya pormalitas penerbangan. karena kebanyakan penumpang tidak memperhatikan pramugari itu. setelah beberapa menit pesawat pun lepas landas. mata saya tidak pernah lepas melihat keluar jendela rumah-rumah dan kendaraan perlahan terlihat mengecil seiring dengan bertambah tingginya pesawat, sampai mencapai ketinggian 24 ribu kaki diatas permukaan laut.
Nah di ketinggian inilah saya melihat pemandangan yang begitu indah, saya merasa berada di suatu tempat yang tidak ada. karena disekeliling itu hanya ada awan putih yang begitu indah kita seperti berada di tempat yang tidak ada [agak sulit digambarkan dengan kata-kata]. sejauh mata memandang itu yang kita lihat hanya awan yang lembut yang sangat memperlihatkan betapa indahnya alam ini. saya membayangkan bisa tidur di atas awan itu dan terbang berlari bebas kesana kemari. saya merasa berada di ujung dunia pokoknya diangkasa banget.
Dan yang sangat luarbiasa itu saya melihat awan yang membentuk nama Allah dengan tulisan Arab. saya hanya bisa bersyukur kepada Allah karena memperlihatkan ciptaannya yang begitu luar biasa yang tidak semua orang bisa merasakan pengalaman seperti yang saya rasakan saat itu. di pesawat saya tidak berhenti berzdikir mengingat Allah mangagumi ciptaanNya. dan saya akan selalu merindukan saat-saat seperti ini. samapi saat ini pun jika saya menutup mata saya bisa mersakan keindahan yang luar biasa itu lagi. Terimakasih Allah..
|
Pesawatnya baru datang nih ! |
|
Kursi saya dekat jendela |
|
Sesaat sebelum lepas landas |
|
Pemandangan yang hanya bisa dirasakan ketika kita ada disana |
|
Sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta Jakarta |