1. Symbolic Interactionism Theory By George Herbert Mead
Tindakan manusia terhadap masyarakat dilandasi oleh makna diri masing-masing yang membutuhkan simbol yang mempunyai makna, terdiri dari I, self, dan Other. Dalam teori interaksi simbolik ini, dianggap sebagai komunikasi dan dipengaruhi, difokuskan pada isi dan memfokuskan pada makna diri kita sendiri atau jati diri dan sosialisasi individu kepada komunitas yang lebih besar.
2. Interpersonal Deception Theory By David Buller dan Judith Burgon
Teori komunikasi yang bermanfaat untuk mendeteksi kebohongan dalam komunikasi termasuk teori scientific: dilandasi teori kebohongan dilandasi teori tentang perilaku yang diukur dengan meningkatnya kedipan kedipan mata, frekuensi kebohongan, perbedaan bahasa verbal dan non verbal .
Teori ini berasumsi komunikasi antar pribadi itu bersifat interaktif, kebohongan menuntut upaya yang keras dengan bahasa cara berbohong. Interpersonal deception: kebohongan komunikasi antar pribadi. cara berbohongnya dengan councealment yaitu dengan menyembunyikan.
The Way Of Concealment/ Strategi Berbohong :
1. Concealment : menyembunyikan rahasia
2. Equivocation : mengalihkan perhatian pada isu lain/berdalih
3. Falsification : menyalahkan kepada orang lain
Proposisi teori ini : semakin ketauan dia berbohong, maka orang tersebut makin mencari cara dalam berbohong. Karakteristik pesan yang menggambarkan maksud strategi :
1. Uncertainty and vagueness: ketidaktentuan dan ketidakjelasan
2. Nonimmediacy, retience, and with drawal: ketidaksiapan, sikap bungkam, penarikan diri
3. Disassociation: tidak ada kaitannya sama sekali
4. Image and relationship protecting behavior (menjaga diri dengan pencitraan diri)
Usaha keras menyembunyikan kebenaran/berbohong, lama kelamaan akhirnya akan ketahuan. Alat berbohong itu adalah bahasa yang tertuang dalam pesan. Teori ini hanya menjelaskan tanda-tanda berbohong tapi tidak menjelaskan alasan berbohong.
3. Social Penetration Theory By Irwin Altman dan Dalmas Montgomery
Teori ini menjelaskan tentang perkembangan hubungan dua orang sehingga hubungan 2 orang menjadi intim/akrab. Asumsi dasar teori ini adalah setiap individu memiliki struktur kepribadian bagian luar dan bagian dalam, orang lain tidak akan mengetahui apabila ybs tidak membuka diri.
Dalam teori ini menjelaskan public self : jati diri kita yang dapat menjadi konsumsi public. Teori antar pribadi ini tidak hanya berlaku bagi pasangan romantis tetapi juga hubungan pertemanan, semua orang akan melalui proses yang sama.
Penetration goes through:
1. Orientation stage/tahap orientasi: menanggapi lawan bicara, bentuknya obrolan kecil/sederhana dan tidak menyinggung perasaan
2. Exploratory affective: tahap penjajakan dari aspek-asoek affective, rasa, sikap (subjective), ini saat masing-masing menjajaki perasaan
3. Tahap affective stage: tahap yang sudah sambung rasa, betul-betul sudah merasa cocok, dalam hal
4. Ini pasangan mulai membicarakan hal pribadi
5. Stable stage/tahap stabil: hal-hal yang bersifat pribadi dapat di share terhadap pasangan dan masing-masing pasangan bisa memprediksi tingkat komunikasi pasangan
6. Tahap depenetration: kebalikan penetration, sudah mulai menarik lapisan demi lapisan dari dalam keluar.
4. Diffusion Theory By Everett Rogers
Teori ini termasuk scientific dan ini penelitian kuantitatif “scoring, prosentase” teori ini menjelaskan ‘why+how’ . Contoh penelitian:
1. Bagaimana internet digunakan perusahaan-perusahaan untuk alat komunikasi?
2. Ketika public relations melakukan penolakan, maka untuk menjawab why?, teori ini menjelaskan untuk mengevaluasi ketepatan adopsi hp.
Teori ini merupakan proses adopsi inovasi, langkah-langkah teori:
1. Knowledge (kognitif): ex: perusahaan untuk mengembangkan knowledge, maka melakukan “iklan&promosi”. Jika knowledge cukup, maka akan dilanjutkan proses persuasi, mendukung gagasan baru
2. Persuasion: jika individu memiliki knowledge, maka dilanjutkan pada persuasion dengan melakukan pendekatan afektif
3. Decision: proses pembuat keputusan, jika tidak meyukai, individu akan menolak/mendukung gagasan baru lalu terjadi pengambilan keputusan menyukai.
4. Implementation: tahap penggunaan inovasi tersebut
5. Confirmation: tahap penguatan inovasi tersebut dengan mencari informasi dari yang lain atau individu mencari penguatan dengan orang lain.
5. Relational Dialectics Theory By Leslie Baxter dan Barbara Barthes
Teori ini membahas mengenai hubungan manusia melakukan dialektika, proses yang menunjukkan saling respon satu sama lain.Teori ini penelitian kualitatif.
Cara mengadopsi dialektika:
1. Penolakan: Menghindari konflik/ mengabaikan
2. Disorientasi: ikuti jalan hidup tapi tidak mau tahu
3. Spiraling alterio: Merespon selang seling
4. Segmentasi: Memilah-milah persoalan
5. Balance: Mempertahankan hubungan dengan keseimbangan dialog
6. Integrasi: Menyatukan keinginan/kepentingan keduabelah pihak
7. Recalibration: Pencocokan
8. Reaffirmation: Meyakinkan kembali masing-masing pasangan.
6. Cognitive Dissonance Theory By Leon Festinger
Teori disonansi kognitif merupakan teori dalam psikologi social yang membahas mengenai perasaan ketidak nyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang slaing bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut.
Perasaan yang tidak seimbang ini sebagai disonansi kognitif, hal ini merupakan perasaan yang dimiliki orang ketika mereka menemukan diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang mereka ketahui, atau mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat lain yang mereka pegang.
Teori ini berpendapat bahwa disonansi adalah sebuah perasaan tidak nyaman yang memotivasi orang utuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan itu. Disonansi adalah sebutan ketidakseimbangan dan konsonansi adalah sebutan untuk keseimbangan.
Contoh dari hubungan disonansi antarelemen adalah seorang penganut katolik yang mendukung hak perempuan untuk memilih melakukan aborsi. Dalam kasus ini, keyakinan keagamaan orang itu berkonflik dengan keyakinan politiknya mengenai aborsi.
Asumsi : teori disonansi kognitif adalah menjelaskan mengenai keyakinan dan perilaku mengubah sikap. Teori ini berfokus pada efek inkonsistensi yang ada diantara kognisi-kognisi. 4 dasar dari teori ini :
1. Manusia memilki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan, sikap, dan perilakunya.
2. Disonansi disciptakan oleh inkonsistensi psikologis
3. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang tidak dapat diukur.
4. Disonansi mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan ushan untuk mengurangi disonansi.
Jadi, gambaran akan sifat dasar manusia yang membingkai teori ini adalah sifat dimana manusia mencari konsistensi psikologis sebagai hasil dari rangsangan yang disebabkan oelh kondisi ketidaksenangan terhadap kognisi yang tidak konsisten.
7. Semiotics Theory By Roland Barthes
Semiotic berasal dari kata Yunani: semeion yang berarti tanda. Semiologi atau semiotic berarti ilmu tentang tanda-tanda. Teori ini dikemukakan oleh Roland Barthes dan dikembangkan menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti.
8. Agenda Setting Theory By Maxwell & Mc Combs
Teori penentuan agenda adalah teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda public dengan mengerahkan kesadaran public serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Dua asumsi dasar yang paling mendasari penelitian tentang penentuan agenda adalah sebagai berikut.
1. Masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan kenyataan, mereka meyaring dan membentuk isu.
2. Konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain.
Teori ini menjelaskan hubungan antara tingkat di mana media menutupi cerita dan sejauh mana orang berfikir bahwa cerita ini adalah penting. Fungsi agenda-setting ada 3 bagian proses, yaitu :
1. Media Agenda – isu yang dibahas di media
2. Publik – isu didiskusikan dan secara pribadi relevan dengan masyarakat
3. Kebijakan Agenda – isu yang pembuat kebijakan anggap penting.
9. Cultivation Theory By George Gerbner
Cultivation theory memusatkan perhatiannya pada pengaruh media komunikasi, khususnya televisi, terhadap khalayak. Televisi merupakan sarana utama masyarakat untuk belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasaannya.
Teori kultivasi ini berasumsi bahwa pecandu berat televisi membentuk suatu citra realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan. Misanya, pecandu berat televise menggap kemungkinan seseorang untuk menjadi korban kejahatan adalah 1 berbanding 10. Dalam kenyataannya, angkanya adalah 1 berbanding 50. Pecandu berat mengira bahwa 20% dari total penduduk dunia berdiam di Amerika Serikat. Kenyataannya hanya 6%. Pecandu berat percaya bahwa persentase karyawan dalam posisi manajerial atau professional adalah 25%, kenyataannya hanya 5%.
Teori kultivasi (cultivation theory) merupakan salah satu teori yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi (dalam hal ini televisi) dengan tindak kekerasan.
10. Dependency Theory By Sandra Ball-Rokeah & Melvin De Fleur
Teori ketergantungan merupakan pendekatan penggunaan dan kepuasan adalah sebuah teori pengaruh yang terbatas. Pendekatan ini memberikan lebih banyak kendali pada individu atas bagaimana mereka menggunakan media dalam kehidupan mereka. Walaupun para peneliti media membaginya hanya pada seberapa kuatnya media tersebut, beberapa peneliti membantah bahwa model-model pengaruh terbatas dan pengaruh kuat tidak sepenuhnya bertentangan. Teori ketergantungan bergerak selangkah lebih maju dalam menunjukkan bagaimana keduanya menjelaskan pengaruh media.
Selanjutnya dengan teori penggunaan dan kepuasan, teori ketergantungan memperkirakan bahwa anda bergantung kepada informasi untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai tujuan tertentu.
11. Social Semiotics By MAK Halliday
Teori linguistic, Michael Halliday, memperkenalkan ‘semiotika sosial’ istilah dalam linguistic, ketika ia menggunakan ungkapan dalam judul, bahasa bukunya sebagai Semiotika Sosial. Karya ini berpendapat terhadap pemisahan tradisional antara bahasa dan masyarakat, dan mencontohkan awal dari pendekatan ‘semiotik’, yang memperluas focus sempit pada bahasa tertulis dalam linguistic. Untuk Halliday, bahasa berkembang sebagai system “potensi makna” atau sebagai set sumber daya yang mempengaruhi apa yang pembicara dap dilakukan dengan bahasa, dalam konteks sosial tertentu.