Dulu, wilayah Indonesia yang sekarang ini merupakan salah satu provinsi dari Negara Hindia Belanda. Kemudian muncul sekelompok pemberontak [Soekarno dkk] yang ingin memisahkan diri dari Negara Hindia Belanda.
Terus apa bedanya dengan Papua yang ingin memisahkan diri dari Indonesia? Yang notabene baru bergabung dengan Indonesia pada tahun 1979, 34 tahun setelah Indonesia merdeka.
Bagiku mereka semua sama saja. Coba kita melihat dari sudut pandang orang Belanda. Baginya, mereka [Soekarno dkk] merupakan pemberontak. Sama saja dengan orang papua yang menganggap Forkorus Yaboisembut, Edison Waromi, Augustus Sananay Kraar, Dominikus Sorabut, dan Selpius Bobii yang merupakan aktivis OPM suatu hari nanti dianggap sebagai pahlawan jika kelak mereka berhasil merdeka [tinggal tunggu waktu saja].
Terus apa bedanya belanda dengan Indonesia yang menjajah pulau-pulau di nusantara. Semua kekayaan alam di Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, dan pulau-pulau kecil lain dibawah ke Jakarta. Atas nama pajak mereka merauk semua kekayaan alam di seluruh nusantara dan dinikmati oleh segelintir orang.
Ibukota Jakarta dibuat megah dengan gedung-gedung tinggi dengan mall dan restoran yang serba mewah. Trus apa yang terjadi di daerah-daerah?
Jembatan roboh dimana-mana, sekolah tidak layak pakai tersebar di pelosok negeri, luapan sungai di daerah yang meramaikan liputan di media-media, bencana, kemiskinan, bentrokan antar warga. Lalu kemana dana pajak –yang notabene lebih banyak bersumber dari daerah ketimbang dari ibukota– yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki semua infrastruktur tersebut?
Maka tidak salah jika orang perbatasan lebih memilih menjadi warga negara tetangga ketimbang menjadi warga Negara indonesia, karena buktinya mereka lebih dipedulikan oleh Negara lain ketimbang Negeri sendiri.
Bagiku mereka sama saja, baik pahlawan maupun pemberontak.